GANGGUAN SIRKULASI
1.
GANGGUAN VOLUME CAIRAN TUBUH / DARAH
l
Hyperaemia
/ Congestion / Pembendungan
Kongesti/ hiperemia merupakan suatu
keadaan dimana terdapat darah secara berlebihan di dalam pembuluh darah pada daerah
tertentu. Daerah dimana terjadi kongesti biasanya berwarna merah atau ungu, hal
ini terjadi karena bertambahnya darah di dalam jaringan. Secra mikroskopis
kapiler-kapiler dalam jaringan hyperemia melebar dan penuh berisi darah.
Pada
dasarnya terdapat dua mekanisme dimana kongesti dapat timbul:
- Kenaikan jumlah darah yang mengalir ke daerah
- Penurunan jumlah darah yang mengalir dari daerah
Kongesti
Aktif
Disebut kongesti aktif jika aliran darah bertambah dan menimbulkan kongesti.
Hal ini artinya ada lebih banyak darah yang mengalir ke daerah itu dari
biasanya. Kongesti Pasif
Kongesti
pasif tidak menyangkut kenaikan jumlah darah yang mengalir ke suatu daerah,
tetapi lebih merupakan suatu gangguan aliran darah dari daerah itu.
Berdasarkan waktu serangannya, kongesti pasif dibagi 2,
yaitu:
a. Kongesti pasif akut : berlangsung singkat, tidak ada pengaruh pada jaringan yang terkena.
b. Kongesti pasif kronis : berlangsung lama, dapat terjadi perubahan- perubahan yang permanen pada jaringan, terjadi dilatasi vena.
Contoh kongesti pasif adalah varises.
a. Kongesti pasif akut : berlangsung singkat, tidak ada pengaruh pada jaringan yang terkena.
b. Kongesti pasif kronis : berlangsung lama, dapat terjadi perubahan- perubahan yang permanen pada jaringan, terjadi dilatasi vena.
Contoh kongesti pasif adalah varises.
1.
Menurut timbulnya, maka hiperemi dibedakan atas:
a. Hiperemi akut, tidak ada perubahan yang nyata
b. Hiperemi kronik, biasanya diikuti oleh oedem, atrofi dan degenerasi kadang-kadang sampai nekrosis atau terjadi juga proliferasi jaringan ikat.
a. Hiperemi akut, tidak ada perubahan yang nyata
b. Hiperemi kronik, biasanya diikuti oleh oedem, atrofi dan degenerasi kadang-kadang sampai nekrosis atau terjadi juga proliferasi jaringan ikat.
2.
Jenis Hiperemi yang lain adalah
a. Hiperemi aktif, yang terjadi karena jumlah darah arteri pada sebagian tubuh bertambah, biasanya terjadi secara akut.
a. Hiperemi aktif, yang terjadi karena jumlah darah arteri pada sebagian tubuh bertambah, biasanya terjadi secara akut.
b. Hiperemi pasif, terjadi karena jumlah darah vena atau
aliran darah vena berkurang dan terjadinya dilatasi pembuluh vena dan
kapiler.hiperemi jenis ini biasanya kronik tetapi dapat juga terjadi secara
akut.
l
Perdarahan
Perdarahan adalah keluarnya darah dari sistem
kardiovaskuler, disertai penimbunan dalam jaringan atau ruang tubuh atau
disertai keluarnya darah dari tubuh. Misalnya
: hemoperikardium, hemotoraks, hemoperitoneum, hematosalping.
Hemorhagi dapat
terjadi karena darah keluar dari susunan kardiovaskuler atau karena diapedesis
(artinya eritrosit keluar dari pembuluh darah yang tampak utuh).
1. Tempat
terjadinya perdarahan
a. Kulit, dapat
berupa:
1). Petechiae,
yaitu perdarahan kecil-kecil bidawah kulit yang terjadi secara spontan, biasanya
pada kapiler-kapiler.
2).
Echymosis, yaitu perdarahan yang lebih besar dari petechiae, yang terjadi
secara
Spontan.
Spontan.
3).
Purpura, yaitu perdarahan yang berbentuk bercak, basarnya bercak antara
petechiae dan echymosis.
b.
Mukosa
c.
Serosa
d.
Selaput rongga sendi
2. Perdarahan mempunyai nama tersendiri tergantung lokasi
a. Hematoma, yaitu penimbunan darah setempat, diluar pembuluh darah, biasanya telah membeku, sering menonjol seperti suatu tumor pada suatu jaringan.
b. Apopleksi, yaitu penimbunan darah yang dihubungkan dengan perdarahan otak.
c. Hemoptysis, yaitu perdarahan pada paru-paru atau salurannya kemudian dibatukkan keluar.
d. Hematemesis, yaitu keluarnya darah dari saluran pencernaan melalui muntah (muntah darah).
e. Melena, yaitu keluarnya darah dari saluran pencernaan melalui anus sehingga feces berwarna hitam
a. Hematoma, yaitu penimbunan darah setempat, diluar pembuluh darah, biasanya telah membeku, sering menonjol seperti suatu tumor pada suatu jaringan.
b. Apopleksi, yaitu penimbunan darah yang dihubungkan dengan perdarahan otak.
c. Hemoptysis, yaitu perdarahan pada paru-paru atau salurannya kemudian dibatukkan keluar.
d. Hematemesis, yaitu keluarnya darah dari saluran pencernaan melalui muntah (muntah darah).
e. Melena, yaitu keluarnya darah dari saluran pencernaan melalui anus sehingga feces berwarna hitam
3. Etiologi perdarahan
a. Kerusakan pembuluh darah
b. Trauma
c. Proses patoloogik
d. Penyakit yang berhubungan dengan gangguan pembekuan darah.
e. Kelainan pembuluh darah.
a. Kerusakan pembuluh darah
b. Trauma
c. Proses patoloogik
d. Penyakit yang berhubungan dengan gangguan pembekuan darah.
e. Kelainan pembuluh darah.
4. Perdarahan dapat bersifat local atau sistemik
a. Perddarahan local
Tergantung lokasi perdarahan, bila lokasinya tidak vital maka tidak tampak gejala (tidak penting), sedangkan bila lokasinya vital, seperti pada:
a. Perddarahan local
Tergantung lokasi perdarahan, bila lokasinya tidak vital maka tidak tampak gejala (tidak penting), sedangkan bila lokasinya vital, seperti pada:
1).
Medulla oblongata, akan timbul kematian.
2).
Otak, mengganggu fungsi otak sehingga dapat terjadi kelumpuhan.
3).
Rongga pleura, mengakibatkan volume paru mengecil
b. Perdarahan sistemik
Tergantung dari cepat dan banyaknya perdarahan. Bila akut dan banyak maka dapat menyebabkan kollaps sehingga semua organ tubuh akan iskhemi dan tampak pucat.
Tergantung dari cepat dan banyaknya perdarahan. Bila akut dan banyak maka dapat menyebabkan kollaps sehingga semua organ tubuh akan iskhemi dan tampak pucat.
l
Shock
Definisi : Suatu keadaan / syndrome
gangguan perfusi jaringan yang menyeluruh sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan
metabolisme jaringan.
Keadaan kritis akibat kegagalan
sistem sirkulasi dalam mencukupi nutrien dan oksigen baik dari segi pasokan
& pemakaian untuk metabolisme selular jaringan tubuh sehingga terjadi
defisiensi akut oksigen akut di tingkat sekuler.
Klasifikasi Syock :
- Syock kupoveolenik
- Syock distributif (berubahnya tonusvaskuler akibat neurohormonal)
- Syock kardiogenik (kegagalan pompa jantung)
- Syock septik
- Syock obsmertif (obstuksi persision dan jalan keluar jantung)
Gejala-gejala shock : Rasa Lesu dan Lemas, Kulit yang basah
(keringat), dll.
Faktor-faktor
yang menyebabkan ketidakseimbangan ini adalah :
-Faktor yang
menyebabkan bertambahnya kapasitas ruang susunan vaskuler.
- Faktor yang
menyebabkan berkurangnya volume darah.
Pembagian shock:
-Shock Primer
Pada shok primer
terjadi defisiensi sirkulasi akibat ruang vaskuler membesar karena vasodilatasi
yang asalnya neurogen.
- Shock sekunder
Pada shock
sekunder terjadi gangguan keseimbangan cairan, yang menyebabkan defisiensi
sirkulasi perifer disertai jumlah volume darah yang menurun, aliran darah yang
kurang, hemokosentrasi dan fungsi ginjal yang terganggu.
2.
GANGGUAN PEREDARAN DARAH
l Thrombosis
Proses pembentukan bekuan darah atau koagulum dalam sistem
kardiovaskuler selama manusia masih hidup, disebut trombosis. Koagulum darah
dinamakan trombus. Terdapat tiga keadaan dasar dimana bekuan terbentuk secara
tidak normal, yaitu :
a. Adanya kelainan dinding dan lapisan pembuluh,
b. Kelainan aliran darah,
c. Peningkatan daya koagulasi darah sendiri
1. Etiologi
a. Adanya kelainan dinding dan lapisan pembuluh,
b. Kelainan aliran darah,
c. Peningkatan daya koagulasi darah sendiri
1. Etiologi
a.
Perubahan
pada permukaan endotel pembuluh darah.
Kerusakan
endotel ini dapat terjadi pada:
1). Aterosklerosis, (lapisan dalam pembuluh darah menjadi tidak rata
dan menebal)
2). Poliarteritis nodosa
3). Trombophlebitis
1). Aterosklerosis, (lapisan dalam pembuluh darah menjadi tidak rata
dan menebal)
2). Poliarteritis nodosa
3). Trombophlebitis
b.
Perubahan pada aliran darah
c.
Perubahan pada konstitusi darah
2.
Macam-macam bentuk thrombus
a. Yang oklusif yakni menyumbat lumen pembuluh darah
b. Berbentuk saddle (Ridding thrombus), bentuk memanjang masuk ke cabang pembuluh darah
c. Yang menempel pada dinding dan bagian lainnya menempel pada lumen (mural atau parietal)
d. Pedunculated (mural bertangkai)
a. Yang oklusif yakni menyumbat lumen pembuluh darah
b. Berbentuk saddle (Ridding thrombus), bentuk memanjang masuk ke cabang pembuluh darah
c. Yang menempel pada dinding dan bagian lainnya menempel pada lumen (mural atau parietal)
d. Pedunculated (mural bertangkai)
l Embolisme
Embolisme adalah transportasi massa fisik yang terbawa dalam
aliran darah dari satu tempat ke tempat lain dan tersangkut di tempat baru.
Massa fisik itu sendiri dinamakan emboli. Emboli berasal dari :
1) Emboli pada manusia yang paling sering dijumpai berasal dari trombus dan dinamakan tromboemboli.
2) Pecahan jaringan dapat menjadi emboli bila memasuki sistem pembuluh darah, biasanya dapat terjadi pada trauma.
3) Sel-sel kanker dapat menjadi emboli, cara penyebaran penyakit yang sangat tidak diharapkan.
4) Benda asing yang disuntikkan ke dalam sistem kardiovaskular.
5) Tetesan cairan yang terbentuk dalam sirkulasi akibat dari berbagai keadaan atau yang masuk ke dalam sirkulasi melaui suntikan dapat menjadi emboli.
6) Gelembung gas juga dapat menjadi emboli.
1) Emboli pada manusia yang paling sering dijumpai berasal dari trombus dan dinamakan tromboemboli.
2) Pecahan jaringan dapat menjadi emboli bila memasuki sistem pembuluh darah, biasanya dapat terjadi pada trauma.
3) Sel-sel kanker dapat menjadi emboli, cara penyebaran penyakit yang sangat tidak diharapkan.
4) Benda asing yang disuntikkan ke dalam sistem kardiovaskular.
5) Tetesan cairan yang terbentuk dalam sirkulasi akibat dari berbagai keadaan atau yang masuk ke dalam sirkulasi melaui suntikan dapat menjadi emboli.
6) Gelembung gas juga dapat menjadi emboli.
l Aterosklerosis
Aterosklerosis atau ”pengerasan arteri” merupakan fenomena
penyakit yang sangat penting pada kebanyakan negara maju.
Laju peningkatan ukuran dan jumlah ateroma dipengaruhi oleh berbagai faktor.
1) Faktor genetik tertentu penting, dan aterosklerosis serta komplikasinya sering cenderung terjadi dalam keluarga.
2) Orang dengan kadar kolesterol yang meninggi ( Hiperkolesterol )
3) Orang yang menderita D.M. (Diabetes Melitus) seringkali peka akan aterosklerosis.
4) Tekanan darah merupakan faktor penting bagi insiden dan beratnya aterosklerosis.
Laju peningkatan ukuran dan jumlah ateroma dipengaruhi oleh berbagai faktor.
1) Faktor genetik tertentu penting, dan aterosklerosis serta komplikasinya sering cenderung terjadi dalam keluarga.
2) Orang dengan kadar kolesterol yang meninggi ( Hiperkolesterol )
3) Orang yang menderita D.M. (Diabetes Melitus) seringkali peka akan aterosklerosis.
4) Tekanan darah merupakan faktor penting bagi insiden dan beratnya aterosklerosis.
5) Faktor risiko lain di dalam perkembangan aterosklerosis
adalah merokok.
l Infarction
Iskemia adalah suplai darah yang tidak memadai ke suatu
daerah/jaringan.
Pengaruh iskemia bervariasi tergantung pada intensitas iskemianya, kecepatan timbulnya, dan kebutuhan metabolik pada jaringan itu.
Pengaruh iskemia bervariasi tergantung pada intensitas iskemianya, kecepatan timbulnya, dan kebutuhan metabolik pada jaringan itu.
Penyebab :
- Tromboemboli (99%)
- Penggelembungan ateroma sekunder
- Torsio / perputaran pembuluh darah
- Penekanan pasokan darah (co: hernia)
- Jeratan organ (co: perlekatan peritonium)
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH
1.
DEHIDRASI
Dehidrasi ialah suatu gangguan dalam
keseimbangan air yang disertai ”output” yang melebihi ”intake” sehingga jumlah
air pada tubuh berkurang.
Dehidrasi dapat terjadi karena :
1. Kemiskinan air (water depletion) ;
2. Kemiskinan natrium (sodium depletion) ;
3. Water and sodium depletion bersama-sama.
Dehidrasi dapat terjadi karena :
1. Kemiskinan air (water depletion) ;
2. Kemiskinan natrium (sodium depletion) ;
3. Water and sodium depletion bersama-sama.
Kekurangan air atau dehidrasi primer :
Terjadi
karena masuknya air sangat terbatas, misalnya pada pasien coma yang
terus-menerus dan penderita rabies oleh karena hydrofobia.
Gejala-gejala
khas pada dehidrasi primer adalah: haus, air liur sedikit sekali sehingga mulut
kering, oliguria, sampai anuri, sangat lemah, timbulnya gangguan mental seperti
halusinasi dan delirium.
Dehidrasi sekunder (sodium defletion)
Dehidrasi
yang terjadi karena tubuh kehilangan cairan tubuh yang mengandung elektrolit.
Gejala-gejala dehidrasi sekunder : nausea, muntah-munyah, kekejangan, sakit
kepala, perasaan lesu dan lelah.
2.
EDEMA
Edema adalah
penimbunan cairan secara berlebihan diantara sel-sel tubuh atau di dalam
berbagai rongga tubuh.
Patogenesis Edema:
1.
kenaikan permeabilitas pembuluh darah.
2.
obstruksi saluran limfe
Etiologi edema ada beberapa, yaitu:
1) Tekanan hidrostatik
2) Obstruksi saluran limfe
3) Kenaikan permeabilitas dinding pembuluh
4) Penurunan konsentrasi protein
Dalam edema, cairan yang tertimbun digolongkan menjadi 2, yaitu :
1) Transudat : yaitu cairan yang tertimbun di dalam jaringan karena bertambahnya permeabilitas pembuluh terhadap protein.
2) Eksudat : yaitu cairan yang tertimbun karena alasan-alasan lain dan bukan akibat dari perubahan permeabilitas pembuluh.
1) Tekanan hidrostatik
2) Obstruksi saluran limfe
3) Kenaikan permeabilitas dinding pembuluh
4) Penurunan konsentrasi protein
Dalam edema, cairan yang tertimbun digolongkan menjadi 2, yaitu :
1) Transudat : yaitu cairan yang tertimbun di dalam jaringan karena bertambahnya permeabilitas pembuluh terhadap protein.
2) Eksudat : yaitu cairan yang tertimbun karena alasan-alasan lain dan bukan akibat dari perubahan permeabilitas pembuluh.
Macam-macam
oedema:
Oedema ada yang setempat dan ada juga yang menyeluruh atau umum disebut oedema anasarka. Jenis oedema:
a. Pitting oedema
b. Non pitting oedema
Oedema ada yang setempat dan ada juga yang menyeluruh atau umum disebut oedema anasarka. Jenis oedema:
a. Pitting oedema
b. Non pitting oedema
GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA
1.
KESEIMBANGAN ASAM BASA
Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang
penting dari darah dan cairan tubuh lainnya. Satuan derajat keasaman adalah pH.
Klasifikasi pH
• pH 7,0 adalah netral
• pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)
• pH dibawah 7,0 adalah asam
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam keseimbangan asam basa adalah :
1. Konsentrasi ion hidrogen [H+]
2. Konsentrasi ion bikarbonat [HCO3-]
3. pCO2
Klasifikasi pH
• pH 7,0 adalah netral
• pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)
• pH dibawah 7,0 adalah asam
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam keseimbangan asam basa adalah :
1. Konsentrasi ion hidrogen [H+]
2. Konsentrasi ion bikarbonat [HCO3-]
3. pCO2
2.
DEFINISI KESEIMBANGAN ASAM BASA
Asam adalah setiap senyawa kimia yang melepas ion hidrogen
kesuatu larutan atau kesenyawa biasa. Contoh asam klorida ( HCl), hidrogen (
H+) dan ion klorida ( Cl-). asam karbonat (H2CO3) , H+ dan ion bikarbonat (
HCO3-)
Basa adalah senyawa kimia yang menerima ion hidrogen. Contoh, ion bikarbonat HCO3-, adalah suatu basa karena dapat menerima ion H+ untuk membentuk asam karbonat (H2CO3). Demikian juga fospat ( HPO4) suatu basa karena dapat membentuk asam fospat (H2PO4).
Keseimbangan asam-basa adalah mekanisme yang digunakan tubuh untuk menjaga cairan ke tingkat netral (tidak asam atau basa) sehingga tubuh dapat berfungsi dengan baik.
Basa adalah senyawa kimia yang menerima ion hidrogen. Contoh, ion bikarbonat HCO3-, adalah suatu basa karena dapat menerima ion H+ untuk membentuk asam karbonat (H2CO3). Demikian juga fospat ( HPO4) suatu basa karena dapat membentuk asam fospat (H2PO4).
Keseimbangan asam-basa adalah mekanisme yang digunakan tubuh untuk menjaga cairan ke tingkat netral (tidak asam atau basa) sehingga tubuh dapat berfungsi dengan baik.
3.
GANGGUAN
METABOLIC
l Asidosis
Metabolik
Asidosis metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai
dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman
melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.
3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang semestinya
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.
3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang semestinya
l Alkalosis
Metabolik
peningkatan
primer kadar bikarbonat plasma, sehingga terjadi peningkatan Ph (penurunan
H ). HCO3 di ECF = 2,6
mEq/l dan PH = 7,45. Kompensasi pernapasan berupa peningkatan Pa CO2 dengan hipoventilasi ; akan tetapi tingkat
hipoventilasi adalah terbatas karena parnapasan terus berjalan karena dorongan
hipoxia.
Sebab-sebab
alkalosis metabolik
Kehilangan
H dari ECF.
1. Kehilangan
melalui saluran cerna (berkurangnya volume ECF)
a. Muntah atau
penyedotan nasogastrik
b. Diare dengan
kehilangan klorida
2. Kehilangan
melalui ginjal
a. Diuretik
simpai atau tiazid (pembatasan NaCl + berkurangnya ECF)
b. Kelebihan
mineralokortikoid
(1).
Hiperaldosteronisme
(2). Syndrom
cushing ; terapi kortikosteroid eksogen )
(3). Makan
licorice berlebihan
c. Karbenisillin
atau penicillin dosis tinggi
Retensi HCO3
1. Pemberian
Natrium Bikarbonat berlebihan
2. Sundrom
susu alkali (antasid, susu, natrium bikarbonat)
3. Darah
simpan (sitrat) yang banyak (>8unit)
4. Alkalosis
metabolik hiperkapnia (setelah koreksi pada asidosis respiratorik kronik)
4.
GANGGUAN PERNAFASAN
l Asidosis Respiratorik
Ciri:
PaCO2 ↑ >45mmHg dan pH <7,35 → kompensasi ginjal retensi dan peningkatan
[HCO3-]
Sebab-sebab asidosis
respiratorik (sebab dasar = Hipoventilasi)
Hambatan pada pusat pernafasan
di medula oblongata
1. Obat-obatan
: Kelebihan dosis opiat, sedatif, anestetik (akut)
2. Terapi
oksigen pada hiperkapnea kronik
3. Henti
jantung (akut)
4. Apnea
saat tidur
Gangguan otot-otot pernafasan
dan dinding dada
1. Penyakit
neuromuskuler : miastenia gravis, sindrom guillain-Barre, poliomielitis,
sklerosis lateral amiotropik.
2. Deformitas
rongga dada : kifoskoliosis
3. Obesitas
yang berlebihan : sindrom pickwikian
4. Cedera
dinding dada seperti patah tulang-tulang iga
Gangguan pertukaran gas
1. PPOM
(emfisema dan bronkitis)
2. Tahap
akhir penyakit paru intrinsik yang difus
3. Pneumona
atau asama yang berat
4. Edema
paru akut
5. Pneumotorak
Obstruksi saluran nafas atas
yang akut
1. Aspirasi
benda asing atau muntah
2.
Laringospasme atau edema laring, bronkospasme berat
l Alkalosis Respiratorik
Ciri:
penurunan PaCO2 <35mmHg dan peningkatan pH serum >7,45 → kompensasi
ginjal meningkatkan ekskresi HCO3-
Sebab-sebab alkalosis Respiratorik (sebab dasar =hiperventilasi)
Perangsangan sentral terhadap pernafasan
1. Hiperventilasi
psikogenik yang disebabkan oleh stres emosional
2. Keadaan
hipermetabolik : demam, tirotoksikosis
3. Gangguan
SSP
4. Cedera
kepala atau gangguan pembuluh darah otak
5. Tumor
otak
6. Intoksikasi
salisilat (awal)
Hipoksia
1. Pneumonia,
asma, edema paru
2. Gagal
jantung kongestif
3. Tinggal
ditempat yang tinggi
Ventilasi
mekanik yang berlebihan
Mekanisme yang belum
jelas
5.
GANGGUAN CAMPURAN
Gangguan asam basa
campuran adalah keadaan dimana terdapat satu atau lebih gangguan asam basa
sederhana yang terjadi bersama-sama.
l Alkalosis
Respiratorik Dan Metabolik
Asidosi metabolik + asidosis
respiratorik PaCO2
terlalu tinggi HCO3 terlalu
rendah pH sangat rendah
|
· Henti
kardiopulmonar
· Pasien PPOM
yang mengalami syok
· Gagal ginjal
kronik dengan kelebihan volume dan edema paru
· Pasien dengan
ketoasidosis diabetik yang mendapat narkotik kuat atau barbiturat.
|
l Asidosis
Respiratorik Dan Metabolik
Alkalosis
metabolik + Alkalosis respiratirik PaCO2 terlalu rendah HCO3 terlalu tinggi pH sangat tinggi
|
· Pasien PPOM
yang mendapat ventilasi berlebuhan lewat respirator mekanik
· Pasien
hiperventilasi dengan gagal jantung kongestif atau sirosis hati yang
munyah-muntah atau mendapat pengobatan dengan deuretik kuat atau penyedotan
nasogastrik
· Pasien cidera
kepala dengan hiper ventilasi yang mendapat deuretik
|
GANGGUAN ELEKTROLIT
1.
KREATININ
Kreatinin merupakan produk penguraian keratin. Kreatin
disintesis di hati dan terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan
dengan dalam bentuk kreatin fosfat (creatin phosphate, CP), suatu
senyawa penyimpan energi. Dalam sintesis ATP (adenosine triphosphate)
dari ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi kreatin
dengan katalisasi enzim kreatin kinase (creatin kinase, CK). Seiring
dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah secara ireversibel menjadi
kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan dalam
urin.
Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari
lebih bergantung pada massa otot total daripada aktivitas otot atau tingkat
metabolisme protein, walaupun keduanya juga menimbulkan efek. Pembentukan
kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi cedera fisik yang berat
atau penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif pada otot.
Keadaan yang
menaikkan kadar kreatinin
Ada beberapa keadaan yang disertai peningkatan kadar kreatinin dalam darah, yaitu:
1) Penyakit ginjal kronis yang tentu saja disertai dengan kenaikan kadar kreatinin dalam darah.
Ada beberapa keadaan yang disertai peningkatan kadar kreatinin dalam darah, yaitu:
1) Penyakit ginjal kronis yang tentu saja disertai dengan kenaikan kadar kreatinin dalam darah.
2) Pemakaian obat
hipertensi seperti kombinasi inhibitor ACE dgn ARB (angiotensin receptor
blocker).
3) Aktivitas fisik
yang berat apalagi bila disertai cedera otot.
4) Usia lanjut.
2.
UREA
Urea adalah sejenis senyawa organik dengan rumus
kimia (NH2) 2CO.Urea atau juga disebut carbamide, merupakan senyawa kimia
organik yang dan pada dasarnya adalah limbah yang dihasilkan oleh tubuh setelah
metabolisme protein. Senyawa ini dihasilkan bila hati memecah protein atau asam
amino, dan amonia, ginjal kemudian mentransfer urea dari darah ke urin. Nitrogen
ekstra dikeluarkan dari tubuh melalui urea. Rata-rata pada saat orang-orang
melakukan excretes sekitar 30 gram urea per hari dikeluarkan dan sebagian besar
melalui urin, tapi dalam jumlah kecil juga disekresikan dalam keringat. Versi
sintetis dari senyawa kimia dapat dibuat dalam bentuk cair atau padat, dan
sering kali merupakan bahan yang ditemukan dalam pupuk, pakan ternak, dan
diuretik.
Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat
dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan
konsep vitalisme.
3.
FISIOLOGI NORMAL KALIUM
4.
GANGGUAN KONSENTRASI KALIUM
l Shock
5.
FISIOLOGI NORMAL NATRIUM DAN AIR
6.
GANGGUAN
HIDRASI
l Defisiensi Air
Murni
l Defisiensi
Natrium Murni
l Defisiensi
Natrium Dan Air
l Kelebihan Air
Murni
l Kelebihan
Natrium Murni
l Kelebihan
Natrium Dan Air
7.
GANGGUAN
KONSENTRASI NATRIUM
l Hiponatremia
Definisi
: kadar Na+ serum di bawah normal (< 135 mEq/L)
Causa :
CHF, gangguan ginjal dan sindroma nefrotik, hipotiroid, penyakit Addison
Tanda dan
Gejala :
- Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam beberapa jam, pasien mungkin mual, muntah, sakit kepala dan keram otot.
- Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam satu jam, bisa terjadi sakit kepala hebat, letargi, kejang, disorientasi dan koma.
- Mungkin pasien memiliki tanda-tanda penyakit dasar (seperti gagal jantung, penyakit Addison).
- Jika hiponatremia terjadi sekunder akibat kehilangan cairan, mungkin ada tanda-tanda syok seperti hipotensi dan takikardi
l Hipernatremia
Definisi
: Na+ serum di atas normal (>145 mEq/L)
Causa :
Kehilangan Na+ melalui ginjal misalnya pada terapi diuretik,
diuresis osmotik, diabetes insipidus, sekrosis tubulus akut, uropati pasca
obstruksi, nefropati hiperkalsemik; atau karena hiperalimentasi dan pemberian
cairan hipertonik lain.
Tanda dan
Gejala : iritabilitas otot, bingung, ataksia, tremor, kejang dan koma yang
sekunder terhadap hipernatremia.
No comments:
Post a Comment