Powered By Blogger

Materi Kesehatan

Friday, November 1, 2013

MEKANISME ADAPTASI SEL




      Pada dasarnya tubuh terdiri dari satuan dasar yang hidup yakni sel sel dan tiap organ merupakan kelompok sel yang berbeda-beda yang saling menghubungkan satu sama lainnya oleh struktur penunjang interselular. Tiap macam sel dapat beradaptasi secara khusus untuk membentuk suatu fungsi yang khas. Sel itu juga berkemampuan untuk berkembangbiak dan bila salah satu macam sel itu rusak oleh salah satu penyebab, maka sel-sel yang tertinggal seringkali membagi diri lagi terus menerus sampai jumlahnya mencukupi kembali.
Mekanisme adaptasi sel :
A. ORGANISASI SEL
Sel merupakan struktur terkecil organisme yang dapat mengatur aktivitas kehidupan sendiri.
Yaitu unit kehidupan , kesatuan lahirliah yang terkecil yang menunjukan bermacam-macam fenomena yang berhubungan dengan hidup.
Kharakteristik mahluk hidup :
- bereproduksi
- tumbuh
- melakukan metabolisme
- beradaptasi terhdp perubahan internal dan eksternal
Aktivitas sel : sesuai dgn proses kehidupan, meliputi :
- ingesti - mengekskresikan sisa metabolisme
- asimilasi - bernafas - bergerak
- mencerna - mensintesis - berespon , dll.
Struktur Sel
Sel mengandung struktur fisik yang terorganisir yg dinamakan organel.
Sel terdiri dari dua bagian utama : inti dan sitoplasma keduanya dipisahkan oleh membrane inti. Sitoplasma dipisahkan dgn cairan sekitarnya oleh membran sel .
Berbagai zat yg membentuk sel secara keseluruhan disebut protoplasma.
1.      Membran Sel, terutama terdiri atas lipid dan protein, merupakan struktur elastis yg sangat tipis, penyaring selektif zat-zat tertentu, memberi bentuk sel tetapi melekatkannya pada sel lain. Bahkan yang lebih penting membran sel bekerja sebagai pintu gerbang dari dan ke sel, memungkinkan hanya zat-zat tertentu saja lewat pada kedua jurusan dan bahkan secara aktif mengangkut beberapa zat secara selektif.
2.      Membran inti, merupakan dua membran yang saling mengelilingi. Pada kedua membrane yg bersatu merupakan tempat yang permeabel sehingga hampir semua zat yg larut dapat bergerak antara cairan inti dan sitoplasma.
3.      Retikulum endoplasma, tdd
- RE granular yang pd permukaannya melekat ribosom yg terutama mengandung RNA yg berfungsi dalam mensintesa protein.
- RE agranular, tidak ada ribosom. Berfungsi untuk sintesa lipid dan enzimatik sel.
4.      Komplek golgi.
Berhubungan dgn RE berfungsi memproses senyawa yg ditransfer RE kemudian disekresikan.
5.      Sitoplasma, yaitu suatu medium cair banyak mengandung struktur organel sel yang terutama terdiri atas protein yang terlarut dalam cairan tersebut, elektrolit-elektrolit, glukosa, dan sedikit fosfolipid, kolesterol dan ester asam lemak. Juga mengandung banyak mikrofilamen yang terdiri atas protein fibrilar, sehingga terbentuklah bahan yang agak padat yang menyokong membrane sel.
6.      Mitokondria, adalah organel yg disediakan untuk produksi energi dalam sel. Merupakan sumber tenaga dari sel karena dioksidasi berbagai zat makanan untuk menghasilkan tenaga pengerak bagi kegiatan-kegiatan lain dari sel, termasuk untuk katabolisme / pernafasan sel. Tanpa mitokondria maka sel-sel tidak mampu menyadap jumlah energy dari makanan dan oksigen, dan akibatnya fungsi-fungsi yang penting dari sel akan berhenti.
7.      Lisosom, adalah bungkusan enzim pencernaan yg terikat membrane. Dan merupakan organ pencernaan sel.
8.      Sentriol, merupakan struktur silindris kecil yg berperan penting pada pembelahan sel.
9.      Inti, adalah pusat pengawasan atau pengaturan sel. Mengandung DNA yg disebut gen.
10.  Nukleoli, merupakan struktur protein sederhana mengandung banyak sekali RNA. Jumlah dapat satu atau lebih.

system Fungsional Sel.
1. Penelanan dan pencernaan oleh sel.
2. Ekstrasi energi dari zat gizi. (fungsi mitokondria)

B. MODALITAS CIDERA SEL
Sel selalu terpajan terhadap kondisi yang selalu berubah dan potensial terhadap rangsangan yang merusak  sel akan bereaksi :
- Beradaptasi,
- Jejas / cidera reversible
- Kematian 
Sebab-sebab Jejas, Kematian dan Adaptasi sel :
1. Hipoksia, akibat dari :
- hilangnya perbekalan darah karena gangguan aliran darah serta 
- gangguan kardiorespirasi
- Hilangnya kemampuan darah mengangkut oksigen. : anemia dan keracunan.
Respon sel terhadap hipoksia tergantung pada tingkat keparahan hipoksia: sel-sel dapat menyesuaikan , terkena jejas, kematian.
2. Bahan kimia (termasuk obat-obatan)
Bahan kimia menyebabkan perubahan pd beberapa fungsi sel : permiabelitas selaput, homeostatis osmosa, keutuhan enzim atau kofaktor
3. Agen fisik 
dpt merusak sel .
a.       - Trauma mekanik, yg  dpt merusak sel dapat menyebabkan pergeseran organisasi organel intra sel  .
b.      - Suhu rendah : ggn suplai darah, vasokontriksi 
c.       - Suhu tinggi : membakar jaringan.
d.      - Perubahan mendadak tekanan atmosfir, menyebabkan ggn perbekalan darah untuk sel-sel individu yg berada dibawah tingginya gas-gas atmosfir terlarut dlm darah . jika mendadak kembali tek. Atm  ke tekanan normal zat-zat tersebut akan keluar dari larutan secara cepat dan  menyumbat aliran darah terjebak dalam sirkulasi mikro membentuk gelembung2  jejas hipoksia .
e.       - Tenaga radiasi, jejas akibat ionisasi langsung senyawa kimia yg ada di dalam sel atau karena ionisasi sel yg menghasilkan radikal “panas” yg secara sekunder bereaksi dgn komponen intra sel
f.       - Tenaga listrik, jika melewati tubuh akan menyebabkan : luka bakar. Serta ggn jalur  aritmi jantung konduksi saraf
4. Agen mikrobiologi : Bakteri, virus, mikoplasma, klamidia , jamur dan protozoa.
merusak sel-sel penjamu.à mengeluarkan eksotoksin àBateri
 merangsang respon peradangan.
àatau mengeluarkan endotoksin
reaksi immunologi yg merusak sel.
àTimbul reaksi hipersensitivitas tehadap agen
Contoh penyakit : infeksi stafilokokus atau streptococcus, gonore, sifilis, kolera dll.
setelah berada dalam sel Virus   virus akan  mewariskan gen-gen pada sel baru DNA virus menyatu dgn DNA sel mengambil alih fungsi sel. RNA virus akan mengontrol fungsi sel.:
Contoh penyakit : ensefalitis, , campak jerman, rubella, poliomyelitis, hepatitis , dll
5. Mekanisme Imun
  Reaksi imun sering dikenal sebagai penyebab kerusakan dan penyakit pada sel.
  Antigen penyulut dapat eksogen maupun endogen.
  Antigen endogen ( missal antigen sel) menyebabkan penyakit autoimun
6. Gagngguan genetik
 Mutasi, dapat menyebabkan: mengurangi suatu enzim,
à
kelangsugan hidup sel tidak sesuai, atau tanpa dampak yg diketahui.
7. Ketidakseimbangan Nutrisi
- defisiensi protein-kalori
- avitaminosis, aterosklerosis, ibesitas
à
- kelebihan kalori
 8. Penuaan  

C. ADAPTASI SEL
Betuk reaksi sel jaringan organ / system tubuh terhadap jejas :
1. retrogresif, jika terjadi proses kemunduran (degenerasi/ kembali kearah yang kurang kompleks).
2. Progresif, berkelanjutan berjaklan terus kearah yang lebih buruk untuk penyakit)
3. Adaptasi (penyesuaian) : atropi, hipertropi, hiperplasi, metaplasi

Sel-sel menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan mikronya.

1. Atropi
o Suatu pengecilan ukuran sel bagian tubuh yang pernah berkembang sempurna dengan ukuran normal.
2. Hipertropi
 Yaitu peningkatan ukuran sel dan perubahan ini meningkatkan ukuran alat tubuh 
v
3. Hiperplasia
 Dapat disebabkan oleh adanya stimulus atau keadaan kekurangan secret atau produksi sel terkai.
Ø
5. Metaplasia
Ialah bentuk adaptasi terjadinya perubahan sel matur jenis tertentu menjadi sel matur jenis lain :
Misalnya sel epitel torak endoservik daerah perbatasan dgn epitel skuamosa, sel epitel bronchus perokok.
6. Displasia
• Sel dalam proses metaplasia berkepanjangan tanpa mereda dapat melngalami ganguan polarisasi pertumbuhan sel reserve, sehingga timbul keadaan yg disebut displasia.
• Ada 3 tahapan : ringan, sedang dan berat
7. Degenarasi
o Yaitu keadaan terjadinya perubahan biokimia intraseluler yang disertai perubahan morfologik, akibat jejas nin fatal pada sel.
o Dalam sel jaringan terjadi :
8. Infiltrasi
 Bentuk retrogresidgn penimbunan metabolit sistemik pada sel normal (tdk  jika melampaui batas
àmengalami jejas langsung seperti pd degenerasi)  maka sel akan pecah. Dan debris el akan ditanggulangi oleh system makrofag.

Pengaruh stimulus yang menyebabkan cedera pada sel :
1. Kerusakan biokimia, terjadi perubahan kimia dari salah satu reaksi metabolisme atau lebih di dalam sel
2. Kelainan fungsi, (misal kegagalan kontraksi, sekresi sel atau lainnya)
 kelainan  kerusakan biokimia pada sel (Cedera  fungsi). Tetapi tidak semua, jika sel banyak cedera, memiliki cadangan yg cukup sel tidak akan mengalami gangguan fungsi yg berarti.
3. Perubahan morfologis sel yg menyertai kelainan biokimia dan kelainan fungsi.
Tetapi saat ini masih ditemukan sel secara fungsional terganggu namun secara morfologis tidak memberikan petunjuk adanya kerusakan.
4. Pengurangan massa atau penyusutan
Pengurangan ukuran sel jaringan atau organ disebut atropi (lebih kecil dari normal).
5. Retrogresif, jika terjadi proses kemunduran (degenerasi/ kembali kearah yang kurang kompleks).
6. Progresif, berkelanjutan berjalan terus kearah yang lebih buruk untuk penyakit.
7. Adaptasi (penyesuaian) : atropi, hipertropi, hiperplasi, metaplasi

Jenis Cedera Sel
Apabila sebuah stimulus menyebabkan cedera sel maka perubahan yang pertama kali terjadi adalah terjadinya kerusakan biokimiawi yang mengganggu proses metabolisme. Sel bisa tetap normal atau menunjukkan kelainan fungsi yang diikuti dengan perubahan morfologis. Gangguan fungsi tersebut bisa bersifat reversibel ataupun ireversibel sel tergantung dari mekanisme adaptasi sel. Cedera reversibel disebut juga cedera subletal dan cedera ireversibel disebut juga cedera letal.

1. Cedera Subletal
Cedera subletal terjadi bila sebuah stimulus menyebabkan sel cedera dan menunjukkan perubahan morfologis tetapi sel tidak mati. Perubahan subletal ini bersifat reversibel dimana bila stimulusnya dihentikan maka sel akan kembali pulih seperti sebelumnya. Cedera subletal ini disebut juga proses degeneratif.
Bentuk perubahan degeneratif sel :
1. pembengkakan sel 
Bentuk perubahan degeneratif yang paling sering terjadi adalah akumulasi cairan di dalam sel akibat gangguan mekanisme pengaturan cairan. Biasanya disebabkan karena berkurangnya energi yang digunakan pompa natrium untuk mengeluarkan natrium dari intrasel. Sitoplasma akan terlihat keruh dan kasar (degenerasi bengkak keruh). Gangguan metabolisme pembentukan energi dan Kerusakan membrane sel   influk air ke peningkatan konsentrasi Na kemampuan memompa ion Na menurun  pembengkakan sel. dalam sel Bengkak keruh, menggambarkan perubahan sel yang menunjukan keadaan setengah matang dan secara mikroskopik terlihat sitoplasmanya granular. Organel sel juga menyerap air yg tertimbun dalam  pembengkakan mitokondria, pembesaran RE dll. sitoplasma Pada pemeriksaan mikroskopik akan tampak sitoplasma bervakuola. Ini disebut perubahan hidropik atau perubahan vacuolar.

2. Penimbunan lipid intra sel
Dapat juga terjadi degenerasi lebih berat yaitu degenerasi lemak atau infiltrasi lemak dimana terjadi penumpukan lemak intrasel sehingga inti terdesak ke pinggir. Jaringan akan bengkak dan bertambah berat dan terlihat kekuning-kuningan. Misalnya perlemakan hati (fatty liver) pada keadaan malnutrisi dan alkoholik.
Secara mikroskopis, sitoplasma dari sel-sel yg terkena tampak bervakuola, vakoula berisi lipid. Misal : pada hati banyak lipid yg tertimbun di dalam sel  inti sel terdesak ke satu sisi dan sitoplasma diduduki oleh satu vakuola besar yg berisi lipid. Hati yang terserang hebat akan berwarna kuning cerah, jika disentuh terasa berlemak. Jenis perubahan ini disebut perubahan berlemak atau degenerasi lemak.

2. Cedera Letal
Bila stimulus yang menyebabkan sel cedera cukup berat dan berlangsung lama serta melebihi kemampuan sel untuk beradaptasi maka akan menyebabkan kerusakan sel yang bersifat ireversibel (cedera sel) yang berlanjut kepada kematian sel.


KALSIFIKASI PATOLOGIK
Kalsifikasi : proses diletakannya (pengendapan) kalsium dalam jaringan  pembentukan tulang (Kalsifikasi fisiologi)
Kalsifikasi patologi merupakan proses yg sering, juga menyatakan pengendapan abnormal garam-garam kalsium, disertai sedikit besi, magnesium dan garam-garam mineral lainnya dalam jaringan, tdd :

 Terjadi pada :
1. Kalsifikasi metastatik
2. Kalsifikasi distropik
3. Kalsinosis
4. Pembentukan tulang heterotropik
5. Kalsifikasi pada pembuluh darah arteri

Thursday, October 31, 2013

PROSES PENUAAN



A.    PENGERTIAN PROSES MENUA
Menua adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan ( graduil ) kemampuan jaringan untuk memperbaiki atau mengganti dan mempertahankan struktur dan fungsi secara normal, ketahanan terhadap injury termasuk adanya infeksi ( Paris Constantinides, 1994 ).
Proses penuaan merupakan proses yang berhubungan dengan umur seseorang. Semakin bertambah umur semakin berkurang fungsi-fungsi organ tubuh. Hal ini dapat kita lihat dari perbandingan struktur dan fungsi organ antara manusia yang berumur 70 tahun dengan mereka yang berumur 30 tahun yaitu :
- berat otak 56%
- Aliran darah ke otak 80%
- CardiacOutput 70 %
- Jumlah glomerulus 56%
- Glomerular filtration rate 69%
- Vital capacity 56%
- Asupan O2 selama olahraga 40%
- Jumlah dari axon pada saraf spinal 63%
- Kecepatan pengantar inpuls saraf 90%
- Berat badan 88%
Adapun faktor yang mempengaruhi proses penuaan tersebut dapat dibagi atas dua bagian yaitu :
  1. Faktor genetik, yang melibatkan :
- “ jam gen “
- Perbaikan DNA
- Respon terhadap stress
- Pertahanan terhadap antioksidan
  1. Faktor lingkungan, yang melibatkan:
- pemasukan kalori
- penyakit-penyakit
- Stress dari luar (misalnya : radiasi, bahan-bahan kimia)
B.     TEORI-TEORI PROSES MENUA
1.      TEORI BIOLOGIS
Penuaan merupakan proses secara berangsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif dan mengakibatkan perubahan yang berakhir dengan kematian. Penuaan juga menyangkut perubahan struktur sel, akibat interaksi sel dengan lingkungannya, yang pada akhirnya menimbulkan perubahan generatif.
a.       Teori Genetik Clock
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk species-species tertentu. Tiap species mempunyai didalam sel intinya satu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu.
b.      Teori Mutasi Somatik
Menurut teori ini, menua disebabkan kesalahan yang beruntun dalam waktu lama dalam transkripsi dan translasi. Kesalahan tersebut menyebabkan terbentuknya enzim yang salah dan berakibat metabolisme yang salah sehingga mengurangi fungsional sel, walaupun dalam batas-batas tertentu kesalahan dalam pembentukan RNA dapat diperbaiki, namun kemampuan memperbaiki diri terbatas pada transkripsi yang tentu akan menyebabkan kesalahan sintetis protein atau enzim yang dapat menimbulkan metabolit berbahaya.
c.       Teori Auto Immune
Dalam teori ini dijelaskan bahwa, didalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
d.      Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat beregenerasi. Di dalam tubuh yang bersiap merusak, dapat dinetralkan dalam tubuh oleh enzim atau senyawa non enzim contohnya : Vit C betakorotin, Vit E.
e.       Pemakaian dan Rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah ( rusak ).
f.       Teori “immunology slow virus”
Sistem imun menjad kurang efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
g.      Teori Stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang bisa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres sel-sel tubuh lelah terpakai.
h.      Teori Rantai Silang
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kalogen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekakuan dan hilangnya fungsi.
i.        Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel itu mati.
2.      TEORI KEJIWAAN SOSIAL
a.       Teori Aktivitas
Teori nini menyatakan bahwa lansia yang sukses adalah mereka yang aktiff dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
b.      Kepribadian berlanjut
Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada lansia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki.
c.       Teori pembebasan
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun, baik secara kuantitas maupun kualitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda, yakni :
1.      Kehilangan peran
2.      Hambatan kontak sosial
3.      Berkurangnya komitmen
3.      TEORI PSOKOLOGIS
Teori-teori psikologis dipengaruhi juga oleh biologi dan sosiologi salah satu teori yang ada. menurut Hanghurst ( 1972 ) setiap individu harus memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia dan sukses.

4.      TEORI KESALAHAN GENETIK
dr Afgel berpendapat bahwa proses menjadi tua ditentukan oleh kesalahan sel genetik DNA dimana sel genetik memperbanyak diri ( ada  yang memperbanyak diri sebelum pembelahan sel ) sehingga mengakibatkan kesalahan-kesalahan yang berakibat pula dengan terhambatnya pembentukan sel berikutnya sehingga mengakibatkan kematian sel.
5.      RUSAKNYA SITEM IMUN TUBUH
Mutasi yang tterjadi secara berulang mengakibatkan kemampuan sistem imun untuk mengenali ditinya berkurang, menurun mengakibatkan kelainan pada sel, dianggap sel asing sehingga dihancurkan, perubahan inilah terjadi peristiwa autoimun.
C.     MASALAH FISIK, PSIKOLOGIS, DAN SOSIAL PADA LANJUT USIA
Perubahan – perubahan secara fisik mauppun mental banyak terjadi pada saat seseorang memasuki usia lanjut, seperti adanya uban, penglihatan berkurang, tanggalnya gigi, pikkun dan depresi atau merasa dikucilkan ( Wirakusumah, 2000 ). Banyak perubahan fisik pada masa tua adalah berkurangnya fungsi panca indra, keterbatasan kemampuan melaksanakan sesuatu karena turunnya kemampuan motorik, perubahan penampilan fisik yang mempengaruhi peran status ekonomi dan sosial serta kemunduran efisiensi integratif susunan saraf pusat.
Faktor yang memperngaruhi dari segi psikologis adalah :
1.      Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia
2.      Tradisi dan budaya yang kurang menunjang, serta diperkuat oleh sikap keluarga dan masyarakat
3.      Kurangnya variasi dalam kehidupan, sehingga menumbuhkan kelelahan dan kebosanan
4.      Ditinggalkan oleh pasangan (Kartinah & Sudaryanto, 2008).
Perubahan tersebut dibedakan menjadi 5 tipe kepribadian yaitu :
1.      Tipe kepribadian kontruktif
2.      Tipe kepribadian mandiri
3.      Tipe kepribadian tergantung
4.      Tipe kepribadian bermusuhan
5.      Tipe kepribadian kritik diri

1.      PERMASALAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA
a.       Permasalahan yang berkaitan dengan pencapain kesejahteraan lansia
Masalah tersebut antara lain :
1.      Ketidak berdayaan fisik sehingga menyebabkan ketergantungan pada orang lain
2.      Ketidak pastian ekonomi sehingga membutuhkan perubahan total dalam pola hidup
3.      Membuat teman baru untuk mendapat pengganti mereka yang telah meninggal/pindah
4.      Mengembangkan aktivitas baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah banyak
5.      Belajar memperlakukan anak-anak yang telah tumbuh dewasa

b.      Masalah kesehatan utama
Masalah kesehatan utama yang sering timbul dalan gangguan kesehatan pada lansia antara lain :
1.      Penyakit jantung
2.      Penyakit keganasan : ca
3.      Penyakit ginjal
4.      Penyakit paru akut seperti : pneumonia, edema paru
5.      Penyakit vaskular seperti : CVA, penyakit pembuluh perier
6.      COPD atau PPOM ( penyakit paru obtruksi menahun)
7.      Arthritis
8.      Kelainan pada kulit dan kecelakaan
c.       Peningkatan stresor
Hal ini dapat disebabkan oleh : adanya hemiplegi, defisit sensorik, hospitalisasi, tinggal dirumah perawatan, kesulitan berbicara, kehilangan, pemindahan benda yang memiliki arti dan cara kerja yang tidak bisa dilakukan sebagaimana pada waktu dahulu.
d.      Respon obat
Permasalahan yang berkaitan dengan respon obat pada lannjut usia banyak faktor yang mempengaruhi diantarannya adalah :
1.      Menurunnya absorbsi obat, hal ini disebabkan oleh menurunnya NCL asam lambung dan perubahan pergerakan gastrointestinal
2.      Perubahan distribusi obat, hal ini disebabkan oleh menurunnya serum albumin yang mengikat obat dan tersimpannya obat pada jaringan lemak
3.      Perubahan metabolisme obat, akibat menurunnya aktifitas enzim hati
4.      Menurunnya ekskresi obat, terjadi akibat menurunnya aliran darah ke ginjal, menurunnya kecepatan filtrasi glomerulus dan menurunnya beberapa fungsi tubulus ginjal.

e.       Post power sindrom
Merupakan keadaan mal adjusment mental dari seseorang yang mempunyai kedudukan “dari ada menjadi tidak ada” dan mennunjukan gejala-gejala diantaranya frustasi, depresi dan lainnya pada orang yang bersangkutan.
Ada 4 faktor yang harus diperhatikan
1.      Perkembangan kepribadian yabg kurang dewasa
2.      Kedudukan yang relatif memberikan kekuasaan dan kepuassan
3.      Proses kehilangan kedudukan uang relatiff cepat
4.      Lingkungan yang mungkin memberikan suasana terhadap timbulnya post power sindrom.
f.       Masalah gizi lansia
Bentuk masalah gizi yang banyak ditemui pada lansia adalah sebagai berikut :
a.       Gizi berlebih (obesitas)
b.      Kurang gizi
c.       Osteoporosis
d.      Anemia gizi
Adapun proses penuaan yang premature tersebut dapat kita lihat pada:
- Werner’s syndrome
- Cockayne syndrome (CS)
- Ataxia telangiectasia (AT)
- Hutchinson – Gilford progeria syndrome.
Faktor internal adalah radikal bebas, hormon yang berkurang, proses glikosilasi, metilasi, apoptosis, sistem kekebalan yang menurun, dan gen.
Faktor eksternal yang utama ialah gaya hidup tidak sehat, diet tidak sehat, kebiasaan salah, polusi lingkungan, stres dan kemiskinan.

Muslimedica - Menurut Dr. Maria Sulindro, direktur medis Pasadena anti-aging, AS, Proses penuaan tidak terjadi serta merta melainkan secara bertahap dan secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 fase.
fase 1
Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Pada masa ini produksi hormone mulai berkurang dan mulai terjadi kerusakan sel tapi tidak memberi pengaruh pada kesehatan. Tubuh pun masih bugar terus.
Fase 2
Pada usia 35-45 tahun, produksi hormon sudah menurun sebanyak 25%. Tubuh pun mulai mengalami penuaan. Pada masa ini, mata mulai mengalami rabun dekat sehingga perlu menggunakan kacamata berlensa plus, rambut mulai beruban, stamina tubuh pun berkurang. Bila pada masa ini dan sebelumnya, anda melakukan gaya hidup yang tidak sehat bisa berisiko terkena kanker.
Fase 3
Terjadi pada usia 45 tahun ke atas. Pada masa ini produksi hormon sudah berkurang hingga akhirnya berhenti sama sekali. Kaum perempuan mengalami masa yang disebut menopause sedangkan kaum pria mengalami masa andropause. Pada masa ini kulit  pun menjadi kerung karena mengalami dehidrasi, tubuh menjadi cepat capek. Berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes, osteoporosis, hipertensi dan penyakit jantung koroner mulai menyerang.